Penyebab kekacauan
Ya, penyebab kekacauan dunia adalah karena kebanyakan manusia belum bisa bernapas dengan benar atau tepat. Ketika seseorang cemas, takut, dan marah dapat dipastikan napasnya kacau dan pendek. Ketika ritme gelombang pikiran tidak teratur alias kacau, napas seseorang secara otomatis pendek dan celpat. Oleh karenanya, Adalah tidak tepat mengambil keputusan saat napas tidak teratur.
Tidak mudah bisa bernapas dengan tepat. Seseorang bisa bernapas dengan benar dan tepat bila dan bila sampah kotoran yang tersimpan dalam memori bisa terbuang. Dan untuk membersihkannya juga ada teknik tertentu. Semuanya, saya dapatkan dari Svami Anand Krishna. Bila berminat, bisa mencari tahu di sini.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Untuk mengeluarkan atau menyampaikan pendapat dengan baik, bersifat membangun dibutuhkan kejernihan pikiran. Kejernihan pikiran tentu dengan pertimbangan yang dilandasi kepentingan umum. Bukan kepentingan golongan dan kelompok sendiri.
Indikasi kekacauan
Indikator atau tanda kacaunya pikiran masyarakat bisa dilihat dengan mudah melalui yang disampaikan pada sosmed. Bisa juga dilihat pendapat para awak media saat menyampaikan berita. Bila beritanya memiliki kecendrungan membangun, maka orang yang menyampaikan memiliki kematangan pikiran.
Para pengguna sosmed yang senang melihat kekacauan akan mengutarakan apa yang dipikirkan. Ungkapan yang disampaikan merefleksikan keadaan kondisi pikirannya. Dan bila yang disampaikan menambah kekeruhan situasi, itulah pula kondisioning pikirannya. Dan dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak bisa bernapas dengan benar.
Perjalanan ke dalam diri
Tidak ada tempat di luar diri manusia untuk bisa bertemu dengan Dia Hyang Mahahidup. Tidak satu tempat pun bisa mewadai Dia selain dalam diri atau batin manusia. Dan syarat utama untuk bertemu dengan Dia adalah ketenangan dan kedamaian diri. Tentu pikiran.
Dengan kata lain, hangman harp bisa bertemu dengan Dia dengan keadaan pikiran kacau. Bisa juga dikatakan bahwa Dia juga bertahta pada napas. Saat kita bisa terus memperhatikan napas, gelombang pikiran semakin teratur. Semakin dalam menarik napas dan semakin panjang mengeluarkan napas, semakin damai hati.
Ya, hanya dengan melakukan perjalanan ke dalam diri sendiri kita bisa menemui Nya. Jangan percaya bahwa kita bisa bertemu dengan Dia di suatu tempat. Untuk bertemu dengan Dia tidak butuh biaya serta perjalanan yang jauh dan melelahkan. Apalagi dengan meninggalkan keluarga secara fisik.
Saat bisa bertemu dengan Dia, bukan kata atau wangsit yang diperoleh, tetapi rasa. Dan rasa itu tidak bisa diungkapkan. Ungkapan dalam kata akan mengurangi makna persatuan…..