Kemampuan berpikir manusia pun demikian. Mengapa dalam hal pemberian pendidikan, kita berikan semuanya? Dan lebih parah lagi pola ranking yang mewajibkan anak bersaing dalam bidang yang mungkin tidak diminati. Hal-hal seperti ini membuat diri anak yang semestinya memiliki kemampuan dalam bidang tertentu unggul menjadi terbebani. Efeknya, menjadikan si anak minder dan tidak berani.
Kita lupa bahwa Michele Faraday tidak sekolah, namun ia behasil melakukan temuan yang bisa mengubah dunia dalam hal pembangkitan energi listrik. Ia seorang anak yang belajar dari keadaan sekelilingnya. Bahkan, ia sempat diejek karena ketidakmampuannnya membuat temuannya dalam rumusan matematis. Adalah Maxwell yang kemudian membuat rumusan atau me-formulasikan temuan Faraday secara metematika.
Buku Meditasi dan Yoga Terbaik
Sistem kurikulum Finlandia akan berbasis pada pola potensi atau bakat masing-masing anak. Misalnya si anak tertarik dalam dalam bisnis. Ia akan belajar matematika yang aplicable atau yang aplikatif dalam bidangnya saja. Ia tidak akan diajari fisika maupun matematika yang tidak dibutuhkan dalam bidang pekerjaannya. Dengan cara ini, ia tidak perlu belajar dalam banyak hal yang justru menjadikan beban dalam otaknya. Cara pemberian pendidikan seperti ini bisa menciptakan anak yang cerdas dan ahli sesuai potensi dasarnya. Karena, semakin banyak yang dipelajari membuat anak semakin terbebani dan berdampak pada penurunan kecerdasan atau kelincahan berpikir.
Selain itu, tampaknya para pendidik Finlandia juga menyadari bahwa matematika, fisika, dan kimia sudah bisa tergantikan oleh teknologi komputasi menggunakan komputer. So, jika seorang anak memang tidak berminat dalam pelajaran tersebut, cukup diajarkan bagaimana menggunakan rumus dalam menunjang pekerjaannya. Suatu pola pikir yang jitu. Tidak membebani pikiran si anak.
Lain halnya yang memang berminat untuk mendalami dalam bidang sains dan teknologi. Selain pelajaran umum, besar kemungkinan pelajaran matematika, fisika, dan kimia diberikan lebih mendalam agar si anak bisa melakukan riset untuk mengembangkan kemampuan sains dan teknologi.
Suatu pola kurikulum berbasis keselarasan dengan sifat alam……
Cara pembuatan kurikulum yang ber-spiritual……
Dengan cara pengembangan pola kurikulum ini, banyak harapan terciptakan anak cerdas selaras dengan sifat alam. Cerdas dalam hal lebih memahami bakat dasar dalam dirinya. Saat anak tumbuh besar dan besar pula kemungkinan tumbuh bakat lainnya, ia dengan sadar akan belajar sesuatu yang diminati. Bukan berbasis pemaksaan kehendak atau sekedar menjalani kewajiban.